Satu orang pria terbunuh dan lebih dari 200 orang ditahan saat polisi
Kenya menyerbu dua masjid di kota Mombasa, yang dituduh polisi memiliki
keterkaitan dengan Al-Shabab, kelompok yang berafiliasi dengan
Al-Qaidah.
Polisi memulai operasinya pagi dini hari Senin (17/11/2014) atas masjid Musa dan Sakinah yang berada di kota pelabuhan itu.
Seorang pemuda berusia 20 tahun ditembak mati polisi saat penyerbuan
ke Masjid Musa, setelah dia berusaha melempar sebuah granat ke aparat,
kata Kepala Kepolisian Mombasa Geoffrey Mayek.
“Kami memiliki informasi bahwa kelompok itu sedang merencakan sebuah
serangan, dan itu mengapa penggerebekan ini dilakukan,” kata Mayek
dikutip AFP, seraya menambahkan bahwa 201 orang telah ditangkap, lansir
Aljazeera.
Sementara Reuters yang mengutip keterangan para pejabat kepolisian menyebut angka 251 orang yang ditangkap.
Mayek mengatakan ada 8 granat, sebuah pistol, 6 peluru, sejumlah
kapak dan belati, serta buku-buku tentang perang ditemukan di kedua
masjid tersebut.
Polisi juga mengatakan bahwa mereka menyita sejumlah telepon genggam
dan laptop, bersama buku-buku dan video yang mereka sebut berkaitan
dengan mendiang pemimpin Al-Qaidah Usamah bin Ladin dan para da’i Kenya
yang dituduh menyulut tindak kekerasan.
“Masjid-masjid ini dikenal (sebagai tempat) yang menjadikan para
pemuda kami radikal dan merekrut mereka masuk Al-Shabab,” kata Nelson
Marwa, komisioner yang bertanggungjawab mengurus wilayah Mombasa, kepada
Reuters.
Kegiatan usaha di daerah Majengo, di mana kedua masjid tersebut
berada, dikawal ketat polisi bersenjata lengkap yang melakukan patroli
atas daerah itu dan juga truk yang melintas.
Penyerbuan atas kedua masjid itu menimbulkan protes warga.
Kelompok pembela HAM mengutuk serangan polisi itu, dengan mengatakan
bahwa aparat keamanan menarget Muslim secara tidak adil, menambah
ketidakpercayaan warga Muslim kepada pemerintah Kenya –negara mayoritas
Kristen– yang selama ini telah mengesampingkan mereka.
“Polisi lagi-lagi menodai masjid dan menjadikannya sebagai kamp
kekerasan dan menangkapi banyak orang tak bersalah dan bahkan membunuh
satu orang dengan semena-mena,” kata Hussein Khalid direktur Haki
Africa, sebuah kelompok peduli HAM lokal, kepada Reuters.
Sejak Kenya ikut ambil bagian memerangi kelompok Al-Shabab di Somalia
mulai tahun 2011dan memasuki wilayah negara tetangganya, Kenya
mengalami sejumlah serangan bom.
Sumber: www.hidayatullah.com
0 komentar :
Posting Komentar